Total Tayangan Halaman

Translate

Sabtu, 09 Mei 2015

RATE OF CLIMB CALCULATION

RATE OF CLIMB CALCULATION

Rate of climb adalah kecepatan mendaki, yang merupakan komponen flight velocity (True Airspeed). Thrust Horsepower dari pesawat yang menghasilkan power (power-producing aircraft) adalah sama dengan efisiensi dari propeller dikalikan dengan shaft horsepower (SHP). Oleh karena itu Thrust Horsepower (THP) adalah power available yang bervariasi terhadap perubahan velocity.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada saat climbing, thrust yang diperlukan adalah lebih besar daripada drag dan akan makin besar dengan bertambahnya angle of climb. Dan pada saat climbing yang vertical, maka climb angle akan menjadi 90o. artinya thrust yang diperlukan saat vertical climb akan sangat besar untuk mengatasi drag dan weight yang bekerja pada satu garis.

SEBUAH PESAWAT MEMILIKI KARAKTERISTIK SEBAGAI BERIKUT :


Gaya dorong ini berkurang 15KN setiap kenaikan tinggi terbang Km.
a.   Buat tabel perfoma untuk tinggi terbang sea level, 5 Km, dan 10 Km?
b.   Gambarkan diagram performa untuk ketiga tinggi terbang sea-level, 5 Km dan 10 Km ( V versus P)?
c.   Tentukan laju tanjak maksimum untuk ketiga tinggi terbang terebut?
d.   Tentukan tinggi terbang maksimum yang dapat dicapai pesawat (R/C max versus h )?


Add caption





Dari data performa untuk setiap ketinggian terbang, 0 km, 5 km, dan 10 km dan tinggi terbang maksimum yang telah diketahui diatas ,  dapat disimpukan dari CL yang besar tidak selamanya menghasilkan Rate Of Climb yang besar pula. Dalam kasus ini pada ketinggian terbang 0 km terdapat Rate Of Climb yang paling besar yaitu berkisar di angka 17,9 m/s, ini dipengaruhi oleh  p (rho) dan thrust yang berbeda-beda pada setiap perubahan ketinggian terbang.
Diagram performa tinggi terbang yang disajikan diatas menunjukan bahwa Power Available yang  cenderung konstan pada setiap kenaikannya dan Power Required yang selalu menunjukan kenaikan yang drastis pada nilai CL 0,1,  karena Power Required yang melebihi Power Available ini menyebabkan pesawat terbang cenderung menukik atau nose down, karena Power yang tersedia tidak mampu menghasilkan gaya angkat yang besar pada pesawat terbang untuk menanjak.Curva Angle Of Attack dan Power Available yang tidak seimbang ini mengakibatkan terjadinya stall pada upper chamber dari airfoil, karena terjadinya stall pada bagian upper chamber dari sebuah airfoil  ,hal yang terjadi pesawat terbang tersebut tidak mampu menghasilkan lift.Dari kejadian tersebut mengakibatkan pesawat terbang cenderung menukik atau nosedown.
Dari hasil perhitungan yang  disajikan,dapat lihat dichart RC Max dapat diperkirakan ketinggian maksimum yang dicapai  pesawat terbang tersebut sekitar  12 KM dari setiap ketinggian terbang



Jumat, 08 Mei 2015

ENGINE PT6A-27

ENGINE PT6A-27
            Engine PT6A-27 merupakan engine jenis turbo propeller. Engine ini memiliki kompresor yang terdiri dari tiga stage axial dan satu stage centrifugal, yang menyediakan perbandingan kompresi (compression ratio) 6.3 : 1. Engine PT6A-27 menggunakan combustion chamber jenis annular. Engine PT6A-27 menggunakan dua turbine yang tidak saling berhubungan (freeturbine) yaitu compressor turbine yang menggerakkan kompresor dan power turbine yang menggerakkan propeller.
Gambar 1.1 Engine PT6A-27 Cutaway[1]

            Didalam sistem pelumasan tekanan oli sangat menentukan besarnya aliran oli yang dialirkan ke bagian – bagian komponen engine yang memerlukan pelumasan seperti engine bearings, reduction gears, torquemeter, propeller, accessory drive gears dan lain sebagainya. Tekanan oli dibatasi oleh pressure relief valve sesuai dengan kebutuhan engine. Tekanan oli diukur oleh oil pressure transmitter yang terletak pada accessory housing. Tekanan normal oli berkisar 80 sampai 100 psi. Oil outlet temperature dibaca menggunakan temperature bulb pada accessory gearbox dan dikirimkan ke oil temperature dan  pressure pada instrument panel di cockpit.
            Pada saat engine beroperasi terjadi kenaikan suhu oli (high oil temperature) yang terdeteksi oleh oil temperature bulb melebihi ketentuan antara 74ºC sampai dengan 80ºC dan pada indicator menunjukkan suhu 130ºC, hal ini dapat mengganggu aliran oli ke sistem pelumasan di engine atau tidak memenuhi kebutuhan sehingga dapat merubah kualitas pelumasan pada komponen. Terjadinya high oil temperature ketika suhu oil melebihi batas maximum (99ºC) akan merusak komponen–komponen engine yang memerlukan pelumasan akan cepat panas dan dapat menyebabkan masalah dalam pengoperasian engine.
            Naiknya suhu oli bisa terjadi akibat beberapa kemungkinan, diantaranya:
1.      Quantity dari pada oil kurang.
2.      Kemungkinan terjadi kerusakan pada internal engine.
3.      Kemungkinan Temperature Indicator System mengalami kerusakan.
4.      Tersumbatnya oil cooler air-fin yang menyebabkan aliran udara yang masuk melalui oil core terhambat.
5.      Terhambatnya oli di oil cooler tube sehingga bypass valve pada posisi terbuka.
6.      Thermostat mengalami malfunction.

1.      Spesifikasi Engine PT6A-27
            Engine PT6A-27 dalah engine jenis Turbo prop yang diproduksi oleh pabrik Pratt & Whitney Canada. Untuk spesifikasi engine PT6A-27 secara garis besar adalah sebagai berikut:
Tipe                             : Free Turbine Turboprpo
Tipe ruang bakar         : Annular reverse-flow with 14 Simplex                                                            burners
Tipe kompresor           : 3 stage axial dan 1 stage centrifugal flow                                                       compressor
Pressure Ratio             :  6.3 : 1
Tipe turbin                   : 1-stage gas generator power turbine dan
                                      1- stage free power turbine
Panjang engine            : 62 in
Diameter                     : 19 in
Berat mesin (kering)    : 275 lb
Oil specification          : Exxon Turbo Oil 2380
Tank capacity              : 2.3 gallons
Oil consumption          : 0.2 lb/hr

2.      Sistem Engine PT6A-27
            Untuk engine PT6A-27 terdiri dari beberapa system antara lain lubrication, fuel and fuel control, ignition, dan engine air.
a.       Lubrication System
            Lubrication system dirancang untuk memberikan constant supply dari lubricating oil ke engine bearings, reduction gears, torquemeter, propeller dan accessory drive gears. Oli melumasi dan mendinginkan bearings, dan mengirimkan setiap foreign objects ke main oil filter untuk dipisahkan dari oil flow.
b.      Fuel and Fuel Control System
            Fuel and fuel control system mengatur aliran fuel dari fuel system menuju engine. Fuel bertekanan kemudian masuk ke fuel control unit (FCU). Berdasarkan throttle lever position, ambient air pressure, engine torque, dan input lainnya, FCU mengatur dan menyediakan aliran fuel untuk engine starting, acceleration, constant speed operation, deceleration, dan shutdown.
c.       Ignition System
            Spark igniter type merupakan sistem pengapian yang telah dikembangkan dan disesuaikan untuk memberikan engine dengan sistem pengapian yang dapat menyala dengan cepat dengan rentang temperature yang luas. Terletak pada posisi jam 4 dan 8 pada gas generator case. Terdiri dari engine-mounted ignition exciter, dua individual high tension cable assemblies dan dua spark igniters. System akan menghasilkan daya dari aircraft battery sebesar 28 volt DC dan akan bekerja pada very high voltage 20 J dan 2000 A dengan tegangan antara 22-26 kV pada high tension transformer untuk menyalakan spark igniter.
Gambar 1.2 Ignition System[2]

d.      Engine Air System
            Engine mempunyai tiga air bleed systems yang terpisah, yaitu compressor air bleed control, bearing compartment air seal and bleed system dan  turbine disk cooling system. Pada sistem yang keempat tersedia sebagai sebuah sumber opsional untuk high-pressure air digunakan untuk mengoperasikan auxiliary airframe equipment.

3.      Komponen-komponen Engine PT6A-27
           Komponen-komponen engine PT6A-27 antara lain:
a.      Air Intake
               Berfungsi untuk mengarahkan aliran udara yang masuk (inlet air) ke  compressor stage pertama.


Gambar 1.3 Air Intake[3]

b.      Compressor Rotor and Stator Assembly
            Terdiri dari tiga axial rotor stages, tiga interstage spacers, tiga stator assemblies dan satu single-stage centrifugal impeller and housing. Berfungsi mempercepat aliran massa udara yang kemudian diperlambat oleh stator vane, sehingga akan menaikan tekanan udara yang kemudian masuk ke dalam diffuser dengan perbandingan tekanan 6.3 : 1. Diffusser adalah saluran berbentuk divergent yang digunakan untuk aliran udara centrifugal pada turbine engine untuk memperlambat kecepatan udara dan menaikkan tekanan, sehingga udara bercampur dengan bahan bakar dengan sempurna.


Gambar 1.4 Compressor Section[4]

c.       Combustion Chamber Liner
            Adalah annular reverse-flow type berfungsi sebagai tempat terjadinya proses pembakaran (combustion) dari campuran bahan bakar dan udara sehingga menghasilkan energi panas untuk di ekspansikan ke turbine
.

Gambar 1.5 Combustion Chamber[5]
d.       Fuel Nozzle
            Fuel Nozzle berfungsi untuk mengkabutkan fuel pada combustion chamber agar bercampur dengan udara yang bertekanan tinggi sehingga terjadi pembakaran.


Gambar 1.6 Fuel Nozzle[6]

e.       Compressor Turbine
            Compressor Turbine berfungsi untuk merubah gas panas berkecepatan tinggi untuk memutar rotor compressor unit yang akan menyebabkan turbine blade berputar sehingga mengubah energi kinetik menjadi energi mekanik dengan perbandingan 75 % untuk memutar compressor dan 25 % untuk memutar propeller melalui reduction gearbox.


Gambar 1.7 Compressor Turbine[7]

f.        Power Turbine
            Power Turbine berfungsi untuk memutar shaft power turbine yang menggerakkan reduction gearbox melalui putaran shaft tersebut sehingga menggerakan propeller.

Gambar 1.8 Power Turbine[8]

g.      Exhaust
            Exhaust berrfungsi untuk mengarahkan gas sisa pembakaran keluar untuk dibuang.

Gambar 1.9 Exhaust Duct[9]

h.      Reduction Gear
            Reduction Gear berfungsi untuk mengurangi putaran atau R.P.M power turbine sehingga menghasilkan torque (tenaga) yang tinggi (besar) guna keperluan kerja dari putaran propeller agar tidak mendekati kecepatan suara.


Gambar 1.10 Reduction Gears[10]

i.        Accessory Gears
            Accessory Gears berfungsi sebagai perlengkapan untuk pemasangan dan menggerakan bermacam-macam sistem accessories untuk pengoperasian engine.

Gambar 1.11 Accessory Gears[11]

4.      Cara Kerja Engine PT6A-27
            Pada pesawat DHC-6 Twin Otter series 300 udara masuk melalui air intake pada bagian bawah engine melewati annular plenum chamber terus ke compressor inlet case dimana udara dihisap langsung menuju ke compressor. Compressor terdiri dari tiga axial stages yang di kombinasikan dengam single centrifugal stage compressor. Perputaran compressor blades dan impeller yang menambah tenaga dari aliran udara yang melaluinya, maka terjadi kenaikan velocity. Stator vanes terletak di antara setiap stage dari compressor rotor blades yang mengarahkan udara, mengubah velocity menjadi pressure, dan mengarahkan aliran udara pada sudut yang tepat menuju stage compression berikutnya. Dari centrifugal impeller, udara mengalir melalui diffuser vanes kemudian aliran udara diarahkan 90º kemudian velocity diubah menjadi pressure.


       Gambar 1.12 Engine PT6A-27[12]

            Aliran udara kemudian diarahkan melalui straightening vanes menuju ke combustion chamber, ketika udara memasuki combustion chamber aliran udara berubah arah 180º. Kemudian udara dicampur dengan fuel melalui fuel nozzle, maka. Kemudian igniter memberikan pengapian guna menyalakan pembakaran dari campuran massa udara dan bahan bakar. Temperature di dalam combustion chamber tersebut naik menyebabkan udara berekspansi.
            Setelah pembakaran berlanjut secara kontinyu maka ignaiting berhenti bekerja. Gas panas yang berekspansi selanjutnya akan memutar turbine blade tersebut. Untuk mesin turboprop hampir dua per tiga dari energi yang tersimpan dari hasil pembakaran akan diperlukan untuk mengerakkan compressor dan sisanya diserap oleh reduction gear untuk menggerakkan propeller.



[1] Pratt Whitney Canada Maintenance Manual Manual Part No. 3015442, Feb 01/2002 Page 1-3-7/8
[2] PT6 Training Manual, halaman 43
[3] Know your PT6A, Halaman 17
[4] Pratt Whitney Canada Maintenance Manual Manual Part No. 3015442, Feb 01/2002 Page 1-4-6
[5] PT6 Training Manual, halaman 16
[6] Curso PT6A – Small Series
[7] Curso PT6A – Small Series
[8] PT6 Training Manual, halaman 20
[9] Pratt Whitney Canada Maintenance Manual Manual Part No. 3015442, Feb 01/2002 Page 1-4-24
[10] Curso PT6A – Small Series
[11] PT6 Training Manual, halaman 14
[12] Curso PT6A – Small Series

PT. SUNDA AIRLINES Tbk.

Pesawat SUNDA AIRLINES. (Pramugarina make seragam kabaya):

"Wilujeng enjing wilujeng tepang di pesawat Sunda Airlines. Kanggo kasalametan urang sadaya, mugi diperhatoskeun ku sadayana. Sakedap deui pesawat bakal hiber. Supados tong katorekan cocokan liang ceulina ku kapas.Waktu pesawat rek hiber, diukna kudu ajeg, tong culang-cileung, tuluy pasang sabukna. Cara masang, cara ngonci jeung carana nyoplokkeunna kieu. (Diperagakeun kupramugarina)
Baju pelampung aya dina handapeun korsi, tong waka dipake, tungguan bewara ti bapa Kapten. Eta baju teu meunang dipindah-pindah komo deui mun di bawa balik, atawa dipake pajangan di ruang tamu mah! Sabab mun kapanggih bakal dicabok bulak balik tukang hareup! Ngarti teu?!
Cara make baju pelampung: asupkeun kana beuheung, siga make rompi, konci sabukna ti hareup ulah tarik teuing, bisi kacekek atawa eungap, engke maneh teu bisa napas! Dikeukeupan mah meunang asal kelekna henteu bau!.
Ngarah bisa ngambang dina cai, tarik eta cenul-cenul warna beureum jambu, kudu inget, narikna kudu di luar pesawat, sabab mun ditarik di jero, bakal melendung gede, moal bisa ngaliwatan panto, bisi nyangked dina lawang panto!
Mun rek kaluar ti pesawat kudu antri - ngabaris siga meri nu keur diangon.
Lamun hawa geus mimiti kurang, napas jadi sesek, masker oksigen bakal ragrag sorangan ti luhureun sirah. Buru-buru ditewak, hiji ewang, ulah parebut ngerakeun ! Pasangkeun kana irung.
Kartu pituduh darurat aya dina selesepan korsi hareupeun, heg dibaca, teu kudu diapalkeun, bisi maneh gelo  ngapalkeun anu kitu mah! Mun rek maca, pencet eta cenul-cenul di luhureun nyaeta keur ngahurungkeun lampu. Ngarti lin ?? Sakitu heula nya?!
Sok ayeuna mah geura ngadoa menta salamet, menta ampun mun loba dosa.
Mun pesawat  ragrag mah nya wayahna wae, kudu kumaha deui. Keun bae da babarengan ragragna oge nya..!  (Bari ngaleos...)

Rabu, 06 Mei 2015

40+ batu mineral yang terlihat sangat indah

“Batu Mineral” bukanlah sesuatu yang pertama kali muncul dibenak kamu ketika kamu berpikir tentang keindahan. Cukup disayangkan, karena ternyata batu mineral tampak sangat indah loh. Mineral merupakan sebuah objek yang tercipta secara natural dan memiliki bentuk yang solid dan memiliki struktur atom didalamnya. Sedangkan batu biasa yang selalu kita lihat di jalanan tidak memilliki komposisi kimia didalamnya dan dapat tercipta dari mineral maupun non-mineral.
Didunia terdapat lebih dari 4900 jenis mineral yang diketahui jenisnya. Kami telah menyeleksi batu mineral paling indah yang dapat kami temukan di internet. enjoy!

1. Sunset Fire Opal

2. Luz Opal With Galaxy Inside

3. Bismuth

4. Ocean Inside An Opal

5. Amethyst Geode terbesar didunia – The ‘empress Of Uruguay’


6. Rose Quartz Geode

7. Lightning Ridge Black Opal

8. Fluorite

9. Opal Fossil

10. Burmese Tourmaline


11. Chrysocolla In Malachite

12. Rhodochrosite

13. Fluorite/quartz/pyrite Combination

14. Bismuth

15. Uvarovite

16. Realgar On Calcite

17. Titanium Quartz

18. Watermelon Tourmaline

19. Azurite

20. Scolecite


21. Crocoite

22. Cobaltocalcite

23. Tourmaline On Quartz With Lepidolite dan Cleavelandite

24. Rhodochrosite

25. Crocoite


26. Beautiful Raw Emerald

27. Purple Geode Druzy Stone

28. A Heart Of Flesh And Blood ; Carneole

29. Blue Agate Geode

30. Alexandrite

31. Botswana Agate


32. Lion Fish

33. Wulfenite


34. Honey Calcite Glowing Through Fluorite

35. Obsidian

36. Phantom In Amethyst


37. 1.8 Mm Multicolor Rutile Crystal

38. Cuprite, Congo

39. Colusite & Sphalerite

40. Gold (dragon) On Quartz

batu-mineral-42

41. Pink Quartz Geode

42. Wulfenite (pbmoo4) Crystal

43. Labradorite

batu-mineral-45

44. Crystals (xenotime, Zircon) – Chrysanthemumstone

batu-mineral-46

45. Peacock Coal – Mcadoo, Pennsylvania, U.s.a.

batu-mineral-48sumber


46. Fire Agate